BIDANG PAUD DAN DIKMAS

BIDANG PAUD DAN DIKMAS

DINAS PENDIDIKAN KAB. MAMUJU TENGAH

Kegaitan Fasilitator Daerah PAUD HI di Bekasi

Bidang PAUD dan DIKMAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Mamuju Tengah

Kegiatan Transisi PAUD SD di Tangerang

Bidang PAUD dan DIKMAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Mamuju Tengah

Sosialisasi Sulinjar di hotel Four Foint makassar

Bidang PAUD dan DIKMAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Mamuju Tengah

Kegiatan Pengembangan Karir PTK PAUD SE-Kab.Mamuju Tengah

Bidang PAUD dan DIKMAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Mamuju Tengah

Kamis, 15 Juni 2023

Ibu Negara dan OASE Kabinet Indonesia Maju Bersuka Ria Bermain Ular Tangga Bersama Siswa PAUD dan SD di Bali


SIPADI MATENG
- "Ular naga panjangnya bukan kepalang. Menjalar-jalar selalu kian kemari Umpan yang lezat itulah yang dicari Ini dianya yang terbelakang." Lirik lagu permainan ular naga panjangnya seperti diatas tentu tidak asing bagi kita semua. Liriknya yang jenaka dan mudah diingat itu tentunya dikuasai anak dari zaman ke zaman. Permainan ular naga dapat melatih ketangkasan dan kelincahan anak dimana anak di tuntut untuk aktif dalam bergerak
Cara bermain permainan ini adalah setiap anak berbaris memanjang, dari depan ke belakang, setiap pemain memegang pundak pemain yang ada di depannya. Kemudian ada dua orang anak yang berperan sebagai gerbang. Barisan itu akan bergerak melingkar kian kemari bagai Naga yang berjalan-jalan.

Bermain Bersama Siswa SD, Ibu Iriana Dorong Pengenalan Permainan Tradisional. Ibu negara dan Bunda 0ASE Kabinet Indonesia tampak semangat mengajak anak bermain sambil belajar. Sebelumnya, Ibu Iriana tiba sekira pukul 10.45 WITA disambut dengan tari puspanjali yang dibawakan oleh anak-anak taman kanak-kanak (TK).

Ibu Iriana Joko Widodo bersama Ibu Wury Ma’ruf Amin serta para anggota OASE KIM berolahraga dan bermain permainan tradisional bersama siswa sekolah dasar (SD) di SDN 4 Manukaya, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Jumat (9/6).

Ibu Iriana Joko Widodo bersama Ibu Wury Ma’ruf Amin serta para anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) berolahraga dan bermain permainan tradisional bersama siswa sekolah dasar (SD) di SDN 4 Manukaya, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, pada Jumat, 9 Juni 2023. Ibu Iriana pun berharap permainan tradisional dapat terus dilestarikan dan dikenalkan kepada anak-anak.

“Ya harus dilanjutkan terus untuk kegiatan ini, enggak boleh punah. Jadi dari tingkat SD, PAUD, sudah diperkenalkan mainan tradisional,” ucap Ibu Iriana dalam keterangannya usai kegiatan.

Sebelumnya, Ibu Iriana tiba sekira pukul 10.45 WITA disambut dengan tari puspanjali yang dibawakan oleh anak-anak taman kanak-kanak (TK). Setelahnya, Ibu Iriana, Ibu Wury, bersama para anggota OASE KIM langsung menuju lapangan sekolah untuk memberikan demo Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang diikuti oleh 30 orang siswa TK PWP Widya Santhi.

Tidak hanya itu, di lapangan sekolah tersebut, Ibu Iriana, Ibu Wury, dan para anggota OASE KIM kemudian melaksanakan senam sekolah sehat bersama perwakilan 100 orang anak-anak SD dari Provinsi Bali. Dalam olahraga bersama tersebut, terlihat Ibu Iriana bersemangat mengikuti setiap gerakan senam yang dipandu oleh dua orang siswa SD.

Setelahnya, Ibu Iriana, Ibu Wury, dan para anggota OASE KIM bermain permainan tradisional bersama siswa TK dan SD yang hadir. Keceriaan Ibu Iriana, para anggota OASE KIM, juga anak-anak sekolah tersebut terlihat ketika permainan pertama dimulai yakni permainan “ular naga”.
Tidak hanya itu, terdapat permainan tradisional lainnya yang disaksikan dan dimainkan oleh Ibu Iriana dan para anggota OASE KIM bersama para siswa, yakni congklak, bola bekel, dan engklek.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Hasbi, juga menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi para siswa untuk memiliki budaya sehat yang lebih baik.
“Di sini ada praktik cuci tangan pakai sabun yang merupakan budaya untuk hidup bersih dan sehat, kemudian kita juga memiliki beberapa permainan ada sepit-sepitan, kemudian ada engklek, ada congklak, ada bola bekel untuk memperbanyak aktivitas fisik peserta didik yang nantinya akan mampu menjadi budaya sehat di sekolah maupun di luar,” tandasnya.

Sumber : https://paudpedia.kemdikbud.go.id/

Komisi X DPR Dukung Kembalikan Hak Pendidikan Bagi Anak Melalui Penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan


SIPADI MATENGAnggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Mitra Fakhruddin MB, S.P mengatakan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan upaya pemerintah untuk mengembalikan hak pendidikan bagi anak Indonesia.

"Kami di Komisi XDPR mengapresiasi serta mendukung apa yang tengah dikembangkan oleh Kemendikbudristek dalam menghadirkan hak anak melalui penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan. Workshop yang bapak dan ibu hadiri ini merupakan bentuk sinergitas antara pemerintah dan DPR dalam membangun generasi emas Indonesia masa depan melalui Transisi PAUD ke SD," ujar Mitra Fahruddin dalam kegiatan Workshop Pendidikan di Rumah Jabatan Bupati Enrekang, Rabu (14/6).

Workshop dihadiri Widyaprada Ahli Utama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi, Harris Iskandar, Ph.D. Bupati Kabupaten Enrekang, Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Enrekang Jumurdin S.Pd, M.Pd.

Menurut Mitra Fahkruddin, transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) merupakan perubahan penting bagi anak-anak dan keluarga mereka. Secara alami, banyak anak akan mengalami ketidaknyamanan selama masa transisi ini, tetapi dengan persiapan yang tepat dan dukungan yang memadai, transisi ini dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sendiri telah meluncurkan sebuah program untuk mendukung proses transisi ini dengan meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan pada 28 Maret 2023. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk meluruskan miskonsepsi tentang kemampuan Calistung siswa masuk SD, dan juga menitikberatkan pentingnya membangun kemampuan fondasi pada anak secara bertahap demi efektif dan optimalnya proses pembelajaran.

Dikatakan, Gerakan Transisi dari PAUD ke SD mungkin merupakan perubahan besar bagi anak-anak, tetapi dengan persiapan yang tepat, pendidikan yang menyenangkan, dukungan keluarga, dan komunikasi terbuka antara sekolah dan keluarga, transisi ini dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak. Penting bagi orang tua dan staf sekolah untuk bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi anak-anak selama masa transisi ini.

Tidak Hilangkan Calistung di PAUD

Asesor dan Anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) , Provinsi Sulawesi Selatan, Dr Ismaya M.Pd menegaskan Gerakan Transisi PAUD ke SD tidak berarti siswa di jenjang PAUD tidak boleh diberikan pengenalan calistung.

"Calistung merupakan akronim dari baca, tulis, dan berhitung. Ketiga hal ini merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki seseorang supaya ia bisa mempelajari hal lainnya lebih mudah. Misalnya di bangku sekolah, anak-anak harus bisa membaca, menulis, juga berhitung dahulu supaya bisa mempelajari berbagai materi lanjutan," ujar Ismaya yang juga Dosen/Ketua Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi di Universitas Muhammadiyah Enrekang.
Dikatakian, belajar calistung menurut usia PAUD harus dilakukan dengan cara bermain, menyenangkan dan membuat anak bahagia. Usia tingkat PAUD pembelajaran calistung pada Anak usia PAUD masih sangat sederhana. Untuk membaca, Ayah Bunda bisa mengenalkan abjad melalui lagu-lagu interaktif yang membuatnya semangat.

"Di samping itu, Ayah Bunda juga bisa mengenalkan nama-nama berbagai benda. Untuk pelajaran menulis, Anak bisa diajari cara memegang alat tulis dan membuat berbagai jenis garis. Sementara untuk berhitung, metode bernyanyi cukup efektif untuk dilakukan," ujarnya.

Usia Tingkat TK A , lanjutnya belajar calistung untuk Anak TK A sudah lebih kompleks dibanding Anak PAUD. Namun, tetap sederhana. Untuk membaca, Anak bisa mulai diajari tentang bentuk huruf, meliputi perbedaan huruf kapital dan huruf kecil. Untuk menulis, jika Anak PAUD baru belajar membuat garis sesuka hati mereka, Anak TK A mulai diarahkan agar membuat garis rapi dan terarah.

"Ayah Bunda bisa memanfaatkan teknik dot to dot atau meminta Anak menghubungkan beberapa titik menjadi garis. Untuk berhitung, mulai kenalkan Anak dengan hitungan satu sampai lima. Lalu, ajak mereka praktik dengan menghitung benda-benda di sekitarnya, seperti mainan, buah, jari, dan sebagainya," ujarnya.

Usia Tingkat TK B Anak-anak di usia TK B sudah bisa mulai diajarkan mengeja kosakata. Misalnya “b-u, bu, d-i, di… budi.” "Lakukan hal ini secara bertahap, dari kata yang mudah, sampai yang sulit seperti kata dengan akhiran huruf konsonan. Untuk menulis, Anak TK B bisa mulai diarahkan untuk membuat tulisan seperti yang dicontohkan. Misalnya Ayah Bunda menulis “Budi”, lalu minta Anak menulis kata yang sama sebanyak beberapa kali," paparnya.

Perhatikan Kesederhanaan Kata-kata Agar Mudah Dipahami Anak-anak tidak membutuhkan kalimat yang terlalu panjang. Kalimat yang baku, namun bila diucapkan dengan kata-kata sederhana sangat membantu anak dalam menerima instruksi yang diberikan oleh gurunya. Misalnya dengan kalimat, "Ini namanya apa?", "Ini warnanya apa?", "Itu terbuat dari apa?" anak-anak akan langsung memahami pertanyaan guru dan menjawabnya dengan baik. Selain itu, ucapkanlah kalimat-kalimat saat pembelajaran dengan jelas dan tidak terlalu cepat.

Aktivitas "Play-Time“ Meski pun ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan di PAUD, namun ada satu aktivitas yang disukai anak-anak. Aktivitas ini bernama "Play-Time". Di dalam aktivitas ini, anak-anak bebas melakukan aktivitas yang mereka suka. Ada pun aktivitas yang bisa dipilih anak-anak misalnya bermain balok, bermain boneka, menggambar, mewarnai, membaca buku, dan lainnya.

Melalui aktivitas ini, lanjutnya biasanya guru semakin memahami aktivitas atau kegemaran apa yang menjadi favorit anak-anak didiknya. Dengan semakin memahami aktivitas favorit anak didik, pendidik PAUD menjadi semakin paham cara mengembangkan bakat serta minat anak-anak didiknya.
Sementara untuk pelajaran berhitung, Anak TK B sudah bisa mulai diajari operasi hitung bilangan sederhana. Dalam hal ini sistem penjumlahan dan pengurangan. "Ayah Bunda bisa memanfaatkan benda-benda di sekitar Anak untuk mengenalkan hal ini," ujarnya.

Sumber : https://paudpedia.kemdikbud.go.id/